Denpasar, 8 Agustus 2010
Di Copy dari note: Ishimine Cindy
Navicula gagal manggung semalam di Hard Rock Cafe, Bali - Musisi papan atas Ian Brown asal inggris semalam menolak Navicula manggung bersama. Alasan mereka membatalkan secara tiba-tiba oleh sebab paraoia akan terganggunya setting mereka padahal Navicula telah mendapat channel mixer sendiri dari pihak Hard Rock Cafe, Bali.
Navicula adalah band indie asal Bali dibentuk pada tahun 1996 namun pada tahun 2004, record label Sony BMG merangkul mereka untuk me-release album ke-4 yaitu Alkemis. Pada tahun 2007, Navicula kembali mengobarkan semangat idealisme mereka melalui jalur indie dan sedang mempersiapkan album mereka yang ke-7 untuk di release pada tahun 2011.
Kesempatan yang diperoleh Navicula bermain bersama musisi papan adalah hal yang cukup membanggakan, selain membawa nama Navicula juga ingin menyatakan bahwa kualitas band Indonesia tidak kalah dengan band mancanegara.
Cek sound pada hari H berjalan lancar di Hard Rock Cafe, Bali pada jam 11, segala sesuatunya telah diatur agar tidak mengganggu setting Ian Brown pada malam concertnya bahkan mereka menggunakan channel mixer yang dipersiapkan khusus oleh pihak Hard Rock Cafe.
Sekitar jam 20.30, crew Ian Brown masih melakukan cek sound dan merubah seluruh setting serta menggunakan seluruh channel mixer yang tersedia. Lebih mengagetkannya lagi saat mendengar kabar berita didalam bahwa Navicula kemungkinan besar tidak jadi manggung. Cek sound Ian Brown berakhir sekitar jam 22.00 yang seharusnya sesuai rundown, Navicula manggung jam 21.30.
Akhirnya Robi, vokalis Navicula mendatangi crew untuk membahas secara musyawarah dan menjelaskan bahwa tidak akan ada setting mereka yang berubah atau terganggu apabila Navicula bermain LIVE diatas panggung. Pembicaraan ini tidak berlangsung lama namun hasilnya nihil. Mereka tetap tidak mau berbagi panggung.
Panitia pada saat itu tidak bisa berbuat banyak karena dilihat dari situasinya memang crew Ian Brown serta Panitia-nya mengambil alih semua proses didalam.
Kekecewaan tidak hanya dari segi gagal manggung, tapi Navicula sebagai band local ditolak untuk bermain di pulau mereka sendiri adalah kejadian yang tidak masuk di akal. Harga tiket Ian Brown sebesar 350rb rupiah dan tidak sepeser pun untuk Navicula.
Sebegitu 'Dewa'-nya kah band luar sehingga band local tidak dihargai lagi kreatifitasnya?
Lalu siapa yang membela band local bilamana di negara sendiri mereka tidak memperoleh dukungan?
Musik di Indonesia sebenarnya sangat luas dan berwarna. Banyak band indie yang berkualitas namun tidak diberi kesempatan untuk didengar. Orang yang membuat lagu karena passion, itulah yang membuat mereka lebih bernilai dan kreatifitaspun berkembang, mereka adalah musisi yang sebenarnya bukan hanya sekedar main alat musik.
Dukung terus band indie, dukung kreatifitas musisi-musisi Indonesia agar dapat berkembang dan dihargai didalam negri maupun luar.
Peace and Love,
Komentar Robi Navicula di note:
yap, Cindy. That's was shit happens! Mungkin kita terlalu baik kali yaak... but i agree with you. Di jaman serba sharing dan fasilitas manggung serba canggih ini, masih eksis juga ketakutan2 tak beralasan untuk berbagi space dan channel di panggung... weleh, katanya sound engineer profesional kelas dunia, kok parno??....sharing space dipanggung mah udah wajar. Ini cuma berdua, gimana dalam festival yg puluhan band?... apalagi kita band sederhana yg setuju menggunakan cuma seiprit persen dari fasilitas yg ada, dengan tujuan mengedepankan kenyamanan pemain bintang malam itu. Melihat fasilitas mixer,channel, dan tata suara yg tersedia, sebenarnya itu bukan masalah.... yg ada hanya ketakutan tak beralasan dari 'team soundengineer profesional' tersebut kalo kita diberi kesempatan berbagi panggung. Aduh, jengkel jg... sampai amplifier kita juga diturunkan dan gak boleh naik, kita berbaik hati; okey maen direct tanpa ampli...ntar nya lagi...gak boleh juga maen direct pula, meski kita udah punya channel sendiri.... what?? emang kita cuman datang main gitar kopong+nyanyi tanpa tata suara memadai...sama aja dong kayak ngamen di lampu merah...hey, ini maen di Hard Rock cafe.... we play HARD ROCK, sama kayak nama venuenya....disuruh maen akustik, tetap aja set akustik kita akan membutuhkan line/mixer channel, mic, space panggung, dan tata suara layak utk bisa tampil maksimal. Siapa sih yg mau tampil memble? Yeah.... mau gimana lagi...dasarnya mereka aja under estimated dan parno nggak jelas dan takut nunjukin ke bosnya, kalo2 nanti ada masalah di panggung karena ulah 'para gerilyawan Kuta Cowboys' yang bersahaja ini...
Fukk it! This is not the end of the world. We still have more fun gig to come. Thanks buat sahabat dan fans yang udah datang semalam, dan kita tdk bisa tampil. Thanks juga buat sahabat team panitia dan venue yang sudah berusaha terbaik bisa dan meminta maaf langsung kepada manajemen Navicula. Kita emang terlalu baik karena mengusung budaya timur nrimo dan ogah bikin konflik...having fun aja. Rock n roll is about having fun, when not fun then it is not rock n' Roll anymore! Persetan dengan rockstar dan birokrasi politik dunia hiburan, we just want to rock and having fun!